A.
BIOGRAFI AL-FARGHANI
Al-Farghani adalah seorang ahli astronomi muslim yang
sangat berpengaruh. Nama lengkapnya adalah Abu al-Abbas bin Muhammad bin Kalir
al-Farghani. Di Barat, para ahli astronomi abad pertengahan mengenalnya dengan
sebutan al-Farghanus.
Al-Farghani
berasal dari Farghana, Transoxania. Farghana adalah sebuah kota di tepi sungai
Sardaria, Uzbekistan. Ia hidup di masa pemerintahan khalifah al-Ma'mun
(813-833) hingga masa kematian al-Mutawakkil (847-881). Al-Farghani sangat beruntung
hidup di dua masa tersebut karena pemerintah kekhalifahan memberi dukungan
penuh bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Buktinya, sang khalifah
membangun sebuah lembaga kajian yang disebut Akademi al-Ma'mun, dan mengajak
al-Farghani untuk bergabung. Bersama para ahli astronomi lain, ia diberi
kesempatan menggunakan peralatan kerja yang sangat canggih pada masa itu. Ia
memanfaatkan fasilitas yang ada untuk mengetahui ukuran bumi, meneropong
bintang, dan menerbitkan laporan ilmiah. Pada tahun 829, al-Farghani melakukan
penelitian di sebuah observatorium yang didirikan oleh khalifah al-Ma'mun di
Baghdad. Ia ingin mengetahui diameter bumi, jarak, dan diameter planet lainnya.
Pada akhirnya, ia berhasil menyelesaikan penelitian tersebut dengan baik.
Al-Farghani juga termasuk orang yang turut memperindah
Darul Hikmah al-Ma'mun dan mengambil bagian dalam proyek pengukuran derajat
garis lintang bumi. Al-Farghani juga berhasil menjabarkan jarak dan diameter
beberapa planet. Pada masa itu, hal tersebut merupakan pencapaian yang sangat
luar biasa.
B.
PENELITIAN AL-FARGHANI
Hasil penelitian al-Farghani di bidang astronomi
ditulisnya dalam berbagai buku. Harakat as-Samawiyya wa Jawami Ilm
an-Nujum (Asas-Asas Ilmu Bintang)adalah salah satu karya utamanya yang
berisi kajian bintang-bintang. Sebelum masa Regiomontanus, Harakat
as-Samawiyya wa Jawami Ilm an-Nujum adalah salah satu buku yang sangat
berpengaruh bagi perkembangan astronomi di Eropa.
Di dalam buku tersebut, al-Farghani memang mengadopsi
sejumlah teori Ptolemaeus, tapi ia mengembangkanya lebih lanjut hingga
membentuk teorinya sendiri. Tak heran, Harakat a-Samawiyya wa Jawami
Ilm an-Nujum mendapatkan respon yang positif dari para ilmuwan muslim
dan non muslim. Buku ini pun diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Harakat
as-Samawiyya wa Jawami Ilm an-Nujum yang diterjemahkan dalam bahasa
Inggris mengalami perubahan judul menjadi The Elements of Astronomy.
Pada abad XII, buku ini diterjemahkan pula dalam dua versi bahasa Latin. Salah
satunya diterjemahkan oleh John Seville pada tahun 1135, sebelum kemudian
direvisi oleh Regiomontanus pada tahun 1460-an. Sebelum tahun 1175, karya ini
juga sempat diterjemahkan oleh Gerard Ceremona.
Selanjutnya, Dante melengkapi karya al-Farghani ini
dengan menambahkan pendapatnya tentang astronomi dan memasukkan karyanya yang
berjudul La Vita Nuova. Seorang ilmuwan Yahudi yang bernama Jacob
Anatoli juga menerjemahkan karya ini dalam bahasa Yahudi, dan menjadi
terjemahan latin versi ketiga (1590). Pada tahun 1669, Jacob Golius menerbitkan
teks Latin yang baru. Bersamaan dengan itu, sejumlah ringkasan karya
al-Farghani telah beredar di kalangan para ilmuwan. Di kemudian hari, The
Elements of Astronomy diakui sebagai sebuah karya yang sangat
berpengaruh bagi para ilmuwan masa itu.
Tidak hanya aktif di bidang astronomi, al-Farghani
juga aktif di bidang lain, seperti teknik. Seorang ilmuwan yang bernama Ibnu
Tughri Birdi berkata bahwa al-Farghani pernah ikut melakukan pengawasan pada
proyek pembangunan Great Nilometer di Kairo Lama (861).
Nilometer adalah sebuah alat pengukur pasang-surut air sungai Nil. Alat ini
dibangun di pulau Roda, sebuah pulau yang terletak di sebelah selatan Kairo.
Nilometer berbentuk tiang yang mampu mencatat ketinggian air. Bangunan tersebut
berhasil diselesaikan bersamaan dengan meninggalnya khalifah al-Mutawwakil,
sang pencetus pembagunan Nilometer.
Al-Farghani juga pernah ditugaskan melakukan
pengawasan pada sebuah proyek penggalian kanal di kota baru, al-Ja'fariyya,
yang terletak berdekatan dengan Samaran di daerah Tigris. Proyek tersebut
bernama Kanal al-Ja'fari. Saat itu, al-Farghani memerintahkan para
pekerja untuk membuat bagian hulu kanal lebih dalam dari pada bagian yang lain.
Dengan begitu, tidak akan ada air yang mengaliri kanal tersebut, kecuali jika
permukaan air sungai Tigris sedang pasang. Kebijakan al-Farghani ini sempat
membuat khalifah marah, namun hitungan al-Farghani kemudian dibenarkan oleh
seorang pakar teknik yang berpengaruh, Sind bin Ali. Akhirnya, sang khalifah
mau menerima kebijakan tersebut. Dalam bidang teknik, al-Farghani juga membuat
karya dalam bentuk buku, yaitu Kitab al-Fusul, Ikhtiyar
al-Majisti, dan Kitab 'Amal al-Rukhamat.
C.
KARYA –KARYA AL-FARGHANI
Astronomi merupakan ilmu yang telah lama menjadi objek kajian
umat Islam. Melalui kajian ilmu ini umat Islam mampu mengurai misteri
benda-benda langit dan memberikan sumbangan berharga di dalamnya. Tak heran
pula jika banyak astronom Muslim dan menyumbangkan pemikirannya dalam karya
yang dibukukukan. Sebagian besar karya mereka pun menjadi rujukan. Tak hanya
oleh ilmuwan semasanya yang juga Muslim namun juga oleh ilmuwan non-Muslim.
Buku karya mereka telah melintasi batas wilayah. Karya mereka tak hanya dirujuk
di negeri asalnya namun juga bangsa-bangsa lainnya, semisal di Eropa. Salah
satu astronom Muslim yang berhasil menorehkan prestasi gemilang itu adalah
Abu'l-Abbas Ahmad ibn Muhammad ibn Kathir al-Farghani. Pria yang karib disapa
Al-Farghani ini lahir di Farghana. Ia adalah salah satu astronom yang hidup
pada masa pemerintahan khalifah Al-Mamun pada abad kesembilan dan pewaris
pemerintahan selanjutnya. Pada masa itu pemerintah memang memberikan dukungan
bagi berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk kajian astronomi.
Bahkan khalifah membangun sebuah lembaga kajian yang sering
disebut sebagai Akademi Al-Mamun. Al-Farghani merupakan salah satu ilmuwan yang
direkrut untuk bergabung di dalam akademi tersebut. Al-Farghani bersama
astronom lainnya telah menggunakan peralatan kerja yang canggih pada masanya.
Mereka mampu memanfaatkan fasilitas yang ada, hingga mampu menghitung ukuran
bumi, meneropong bintang-bintang dan menerbitkan berbagai laporan ilmiah. Dan
kemudian Al-Farghani pun mampun menuliskan sebuah karya astronomi yang di
kemudian hari menjadi rujukan banyak orang. Ia menuliskan Kitab fi al-Harakat
al-Samawiya wa Jawami Ilm al-Nujum yang dalam dialihbahasakan menjadi The
Elements of Astronomy. Buku ini isinya mengenai gerakan celestial dan kajian
atas bintang. Pada abad kedua belas buku ini kemudian diterjemahkan ke dalam
bahasa latin dan memberikan pengaruh besar bagi perkembangan astronomi di Eropa
sebelum masa Regiomontanus. Al-Farghani memang mengadopsi teori-teori
Ptolemaeus namun kemudian ia kembangkan lebih lanjut. Hingga akhirnya ia mampu
membentuk teorinya sendiri. Selain itu ia pun kemudian berhasil menentukan
besarnya diameter bumi yang mencapai 6.500 mil. Al-Farggani menjabarkan pula
jarak dan diameter planet lainnya. Ini merupakan pencapaian yang sangat luar
biasa. Tak heran jika buku karya Al-Farghani tersebut mendapatkan respons yang
positif tak hanya oleh kalangan Muslim juga ilmuwan non-Muslim. Terkenalnya
karya Al-Farghani ini disebabkan adanya upaya penerjamahan atas karyanya
tersebut. Dua terjemahan The Elements of Astronomy dalam bahasa latin ditulis
pada abad kedua belas. Salah satunya ditulis oleh John Seville pada 1135 yang
kemudian direvisi oleh Regiomontanus pada 1460-an. Sedangkan terjemahan lainnya
ditulis oleh Gerard Cremona sebelum 1175.
Karya selanjutnya disusun oleh Dante yang dilengkapi oleh
pemahaman dirinya mengenai astronomi dan ia masukan dalam karyanya, La Vita
Nuova. Seorang ilmuwan Yahudi, Jacob Anatoli menerjemahkannya pula ke dalam
bahasa Yahudi. Ini menjadi versi latin ketiga yang dibuat pada 1590. Dan pada
1669 Jacob Golius menerbitkan teks latin yang baru. Bersamaan dengan
karya-karya tersebut, banyak ringkasan karya Al-Farghani yang beredar di
kalangan saintis dan ini memberikan kontribusi bagi perkembangan pemikiran
Al-Farghani di Eropa. Kelak kemudian hari, The Elements of Astronomy diakui
memang sebagai sebuah karya yang sangat berpengaruh. Seorang ilmuwan yang
bernama Abd al-Aziz al-Qabisi memberikan komentar atas karya Al-Farghani
tersebut, yang kemudian komentar Abd al-Aziz ini tersimpan di Istanbul sebagai
manuskrip yang sangat berharga. Manuskrip lainnya juga banyak bertebaran di
berbagi perpustakaan yang ada di Eropa. Ini membuktikan pula bahwa pemikiran
Al-Farghani menjadi acuan dalam perkembangan astronomi di Eropa.
Aktivitas Al-Farghani tak melulu di bidang astronomi namun ia
pun melebarkan aktivitasnya di bidang teknik. Ini terbukti jika kita mengutip
ucapan seorang ilmuwan yang bernama Ibn Tughri Birdi. Ia menyatakan,
Al-Farghani pernah ikut dalam melakukan pengawasan pembangunan Great Nilometer,
merupakan alat pengukur air, di Fustat atau Kairo Lama. Bangunan tersebut
rampung pada 861 bersamaan dengan meninggalnya Kalifah Al-Mutawwakil yang
memerintahkan adanya pembangunan Nilometer tersebut. Tughri menyatakan bahwa
semula Al-Farghani memang tak dilibatkan. Namun ia akhirnya terlibat juga
karena harus melanjutkan tugas yang dibebankan kepada putra khalifah yaitu Musa
Ibn Shakir, Muhamad dan Ahmad. Ia harus melakukan pengawasan atas penggalian
kanal yang dinamakan Kanal Al-Ja'fari di kota baru Al-Ja'fariyya, yang letaknya
berdekatakan dengan Samaran di daerah Tigris.
Al-Farghani saat itu memerintahkan penggalian kanal dengan
membuat hulu kanal digali lebih dalam dibandingkan bagian lainnya. Maka tak ada
air yang cukup mengalir pada kanal tersebut kecuali pada saat permukaan air
Sungai Tigris sedang pasang. Kebijakan Al-Farghani ini kemudian didengar oleh
sang khalifah dan membuatnya marah. Namun hitungan Al-Farghani kemudian
dibenarkan oleh seorang pakar teknik lainnya yang berpengaruh pula, yaitu Sind
Ibn Ali. Sind membenarkan perhitungan yang dilakukan oleh Al-Farghani. Paling
tidak ini membuat khalifah menerima kebijakan tersebut. Dalam bidang teknik,
Al-Farghani juga menelurkan karya dalam bentuk buku yaitu Kitab al-Fusul,
Ikhtiyar al-Majisti, dan Kitab 'Amal al-Rukhamat.
Hasil penelitain al-Farghani
ditulisnya dalam berbagai buku. Harakat
as-Samawiyya wa Jamawi Ilm an- Nujum (Asas- Asas Ilmu Bintang) adalah satu karyanya utamanya yang berisi
kajian bintang-bintang. Sebelum masa Regiomontanus, Harakat as-Samawiyya wa Jamil Ilm
an-Nujum adalah salah satu buku
yang sangat berpengaruh bagi perkembangan astronomi di Eropa.
Di dalam buku tersebut,
al-Farghani memang mengadopsi sejumlah teori Ptolemaeus, tapi ia
mengembangkannya lebih lanjut hingga membentuk teorinya sendiri. Tak heran, Harakat as-Samawiyya wa Jamawi Ilm
an-Nujummendapatkan respon yang positif dari para ilmuan Muslim & Non
Muslim. Buku ini pun diterjemahkan dalam berbagai bahasa Inggris mengalami
perubahan judul menjadi The
Elements of Astronomy. Pada abad
XII, buku ini diterjemahkan oleh John
Seville pada tahun 1135, sebelum
kemudian direvisi oleh Regiomontanus pada tahun 1460-an. Sebelum tahun 1175,
karya ini juga sempat diterjemahkan oleh Gerard
Cremona.
Selanjutnya, Dante melengkapi karya al-Farghani dengan
menambahkan pendapatnya astronomi & memasukan karyanya yang berjudul La Vita Nuova. Seorang ilmuam yahudi
yang bernama Jacob Anatoli juga menerjemahkan karya ini dalam bahasa
yahudi, & menjadi terjemahan Latin versi ke 3 (1590). Pada tahun 1669, Jacob Golius menerbitkan tesk latin yang baru.
Bersamaan dengan itu, sejumlah ringkasan karya al-Farghani telah beredar di
kalangan para ilmuwan. Di kemudian hari, The
Elements of Astronomy diakui
sebagai sebuah karya yang sangat berpengaruh bagi para ilmuan masa itu.
Tidak hanya aktif dibidang
astronomi, al-Farghani juga aktif dibidang lain, seperti teknik. Seorang ilmuan
yang bernama Ibnu Tughri Birdi berkata bahwa al-Farghani pernah ikut
melakukan pengawasan pada proyek pembangunanGreat Nilometer di Kairo Lama (861). Nilometer adalah
sebuah alat pengukur pasang -Surut air Sungai Nil. Alat ini dibangun di pulau
Roda, sebuah pulau yang terletak di sebuah selatan Kairo. Nilo meter berbentuk
tiang yang mampu mencatat ketinggian air. Bangunan tersebut berhasil
diselesaikan bersamaan dengan meninggalnya Khalifah al-Mutawwakil, sang
pencetus pembangunan Nilometer.
Al-Fargahani juga pernah
ditugaskan melakukan pengawasan pada sebuah proyek penggalian kanal dikota
baru, al-Ja'fariyya, yang terletak berdekatan dengan Samaran di daerah Tigris.
Proyek tersebut bernama Kanal
al-Ja'fari. Saat itu, al-Farghani memerintahkan para pekerja untuk membuat
bagian hulu kanal lebih dalam dari pada bagian yang lain. Dengan begitu, tidak
akan ada air yang mengaliri kanal tersebut, kecuali jika permukaan air sungai
Tignis sedang pasang. kebijakan al-Farghani ini sempat membuat sang Khalifah
marah.
Namun, hitungan al-Farghani
kemudian dibenarkan oleh seorang pakar teknik yang berpengaruj, Sind Ibn Ali. Akhirnya, sang khalifah
mau menerima kebijakan tersebut. Dalam bidang teknik, al-Farghani juga membuat
karya dalam bentuk buku, yaitu Kitab
al-Fusul, Ikhtiyar al-Majisti, & Kitab 'Amal al-Rukhamat.
Karya utama al-Farghani yang
berbahasa Arab masih tersimpan baik di Oxford, Paris, Kairo, & di
perpustakaan Universitas Princenton. Atas karyanya & jasanya yang begitu
banyak, nama al-Farghani adalah tokoh yang memperkenalkan sejumlah istilah
astronomu asli Arab pada dunia, seperti Azimuth, Nadir, & Zenit.
No comments:
Post a Comment